Wednesday, 25 February 2015
Biologi : Letak dan Fungsi Rangka
A .LETAK DAN FUNGSI RANGKA
Gerakan kita sebenarnya merupakan hasil kerja sama dari rangka dan otot. Otot adalah bagian tubuh yang mampu berkontraksi, sedangkan rangka tidak mempunyai kemampuan seperti itu. Jika otot berkontraksi,
secara otomatis rangka juga ikut bergerak karena otot terletak melekat erat dengan rangka. Oleh sebab itu dapat dikatakan bahwa otot adalah alat gerak aktif, sedangkan rangka merupakan alat gerak pasif. Mengapa rangka dapat dikatakan sebagai alat gerak pasif? Hal ini disebabkan pergerakan rangka sebenarnya disebabkan adanya kontraksi otot.
Berdasarkan letak susunannya, rangka dapat dibedakan menjadi dua.
1. Rangka endoskeleton, yaitu rangka yang terletak di dalam tubuh
2. Rangka eksoskeleton, rangka ini terletak di luar tubuh.
Rangka endoskeleton terdapat pada hewan vertebrata, sedangkan rangka eksoskeleton terdapat pada hewan invertebrata.
Apakah fungsi rangka bagi tubuh?, fungsi rangka adalah sebagai berikut.
1. Sebagai Alat Gerak Pasif,rangka bisa bergerak apabila ada kontraksi otot sehingga dikatakan bahwa gerak rangka tergantung otot.
2. Tempat Melekatnya Otot Rangka, letak otot melekat pada rangka. Otot dan rangka letaknya berdampingan dan melekat erat.
3. Memberi Bentuk Tubuh, konstruksi tulang pada tubuh kita yang sedemikian rupa dapat member bentuk tubuh. Tubuh satu orang dengan orang lain mempunyai bentuk berbeda-beda,hal ini disebabkan karena kerangka yang berbeda-beda pula.
4. Memberi Kekuatan dan Menunjang Tegaknya Tubuh. jika kita ukur, berat tulang yang sebenarnya pada orang dewasa ± 5-9 kg. Jika dibandingkan dengan berat tubuh kita, meskipun demikian ternyata tulang kita memiliki kekuatan luar biasa.
5. Melindungi Organ Tubuh yang Lemah,tulang yang mempunyai fungsi ini terutama yang menyusun tulang dada, tulang rusuk, dan tulang belakang. Dengan adanya tulang-tulang tersebut, organ tubuh yang vital seperti jantung dan paru-paru dapat terlindungi.
6. Tempat Pembentukan Sel Darah.sel darah dibentuk di dalam sumsum tulang. Sumsum tulang ini terletak di rongga-rongga bagian dalam tulang.
B .MACAM-MACAM TULANG DAN STUKTURNYA
Tulang-tulang penyusun tubuh dibedakan berdasarkan hal-hal berikut.
1. Jenis Tulang
a. Tulang Rawan (Kartilago)
Jika Anda meraba permukaan hidung dan telinga, maka Anda akan merasakan permukaan yang lentur. Itulah contoh tulang rawan. Tulang rawan dapat ditemukan pada embrio, anak-anak, dan orang dewasa. Tulang rawan pada embrio dan anak-anak berasal dari sel-sel mesenkim. Pada embrio, bagian dalam tulang rawan berongga dan berisi sel-sel pembentuk tulang yang disebut osteoblas.
Tulang rawan pada anak-anak lebih banyak mengandung sel-sel tulang rawan daripada matriksnya. Kondisi ini berkebalikan dengan tulang rawan pada orang dewasa yang justru lebih banyak mengandung matriks. Tulang rawan pada orang dewasa terbentuk dari selaput rawan yang disebut perikondrium, yang banyak mengandung matriks. Tulang rawan pada orang dewasa terbentuk dari selaput rawan yang disebut perikondrium, yang banyak mengandung sel-sel pembentuk tulang rawan yang disebut kondrioblas. Tulang rawan ini dapat dijumpai pada bagian tubuh, di antaranya pada ujung tulang persendian, taju pedang, cincing batang tenggorok, daun telinga, antara tulang rusuk, antara ruas tulang belakang,
b. Tulang Sejati (Osteon)
Tulang sejati bersifat keras dan matriksnya banyak mengandung kalsium dan fosfat. Matriks tulang juga banyak mengandung zat perekat. Di dalamnya terdapat jaringan-jaringan seperti sarang lebah yang sangat
keras dan kuat, pada bagian tengah tulang terdapat sumsum tulang yang bertugas membuat sel darah merah dan sel darah putih.
2. Matriks Tulang
Berdasarkan matriks penyusunnya, tulang dibedakan menjadi dua, yaitu tulang kompak dan tulang spons.
a. Tulang Kompakm,tulang kompak memiliki matriks yang padat dan rapat, misalnya terdapat pada tulang pipa.
b. Tulang Spons, tulang spons memiliki matriks yang berongga. Misalnya, terdapat pada tulang pipih dan pendek.
3. Bentuk Tulang
Berdasarkan bentuknya, tulang dibedakan menjadi tiga, yaitu tulang pipa, tulang pipih, dan tulang pendek.
a. Tulang Pipa
Tulang pipa berbentuk bulat panjang. Tulang pipa dijumpai pada anggota gerak. Setiap tulang pipa terdiri atas bagian batang dan dua bagian ujung. Tulang pipa bekerja sebagai alat ungkit dari tubuh dan memungkinkan adanya pergerakan. Di bagian tengah terdapat rongga besar yang berisi sumsum kuning dan banyak mengandung zat lemak. Contoh tulang pipa adalah tulang lengan atas, tulang hasta, tulang pengumpil, tulang telapak tangan, dan tulang betis.
Bagian-bagian dari tulang pipa, antara lain sebagai berikut.
1) Epifisis, yaitu kedua ujung tulang.
2) Diafisis, yaitu bagian tengah tulang
3) Cakraepifisis, yaitu sambungan epifisis dan diafisis.
4) Tulang rawan daerah sendi.
5) Kanalis medularis, yaitu rongga memanjang di dalam diafisis yang diisi oleh sumsum tulang kuning.
6) Periosteum, yaitu selaput yang menyelimuti bagian luar tulang. Periosteum mengandung osteoblas
(sel pembentuk jaringan tulang), jaringan ikat, dan pembuluh darah. Periosteum merupakan tempat melekatnya otot otot skeleton ke tulang dan berperan dalam nutrisi, pertumbuhan dan reparasi tulang rusuk.
b. Tulang Pipih
Tulang pipih berbentuk pipih dan lebar. Tulang pipih terdiri atas dua lapisan jaringan tulang keras dan di tengahnya berupa lapisan tulang seperti bunga karang (spons) yang di dalamnya berisi sumsum merah sebagai tempat pemben-tukan selsel darah. Tulang-tulang pipih berperan dalam melindungi organ tubuh. Tulang pipih terdapat pada tulang tengkorak,belikat, rusuk, dan tulang wajah.
c. Tulang Pendek
Tulang pendek berbentuk bulat dan berukuran pendek, tidak beraturan, misalnya terdapat pada tulang pergelangan tangan, pergelangan kaki, telapak tangan, dan telapak kaki. Tulang pendek diselubungi jaringan padat tipis. Tulang pendek sebagian besar terbuat dari jaringan tulang jarang karena diperlukan sifat yang ringan dan kuat. Karena kuatnya, maka tulang pendek mampu mendukung bagian tubuh seperti terdapat pada tulang pergelangan tangan.
C .SISTEM RANGKA MANUSIA
Pada dasarnya kerangka manusia dikelompokkan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
1. Rangka Aksial
Rangka ini merupakan rangka yang tersusun dari tulang tengkorak, tulang belakang, tulang rusuk (iga) dan tulang dada.
a. Tulang Tengkorak (Kranium)
Tulang tengkorak tersusun dari 22 tulang yang membentuk satu kesatuan dan berfungsi untuk melindungi organ-organ tubuh yang berada di bagian kepala, misalnya mata, telinga dalam, dan otak. Tulang-tulang yang menyusun tulang tengkorak dibedakan menjadi dua.
1) Tulang-tulang yang membentuk bagian kepala
Kelompok tulang-tulang ini meliputi:
a) tulang baji (sfenoid) 2 tulang;
b) tulang tapis (etmoid) 1 tulang;
c) tulang pelipis (temporal) 2 tulang;
d) tulang dahi (frontal) 1 tulang;
e) tulang ubun-ubun (parietal) 2 tulang;
f) tulang kepala belakang (oksipital) 1 tulang.
2) Tulang-tulang yang menyusun wajah
Kelompok tulang-tulang ini meliputi:
a) tulang rahang atas (maksila),2 tulang;
b) tulang rahang bawah (mandibula),2 tulang;
c) tulang pipi (zigomatikus) 2 tulang;
d) tulang langit-langit (palatinum) 2 tulang;
e) tulang hidung (nasale) 2 tulang;
f) tulang mata (lakrimalis) 2 tulang;
g) tulang pangkal lidah 1 tulang.
b. Tulang Belakang (Vertebrae)
Ruas tulang belakang manusia berjumlah 33 buah. Tulang-tulang tersebut membentuk suatu kesatuan memanjang yang membentuk sumbu tubuh dan menopang tengkorak.
1) Tulang Leher (Servikal)
Ruas pertama tulang leher disebut atlas, sedangkan ruas kedua disebut tulang pemutar. Tulang leher terdiri atas 7 buah tulang yang bertugas menopang kepala, leher, dan menggerakkan kepala untuk menunduk, serta menengadah ke samping kiri dan kanan.
2) Tulang Punggung (Dorsalis)
Tulang punggung memiliki 12 buah tulang yang bersifat agak kaku sebab tulang-tulang di bagian ini hampir semuanya dipersatukan oleh tulang rusuk.
3) Tulang Pinggang (Lumbal)
Ada 5 buah tulang yang menyusun tulang pinggang pada daerah ini, biasanya sering terjadi gangguan, misalnya nyeri atau pegel linu.
4) Tulang Sakral (Sakrum)
Penyusun tulang ini adalah tulang kelangkang yang berjumlah 5 buah dan tulang ekor yang berjumlah 4 buah. Tulang-tulang ini membentuk sebagian tulang pinggul.
c. Tulang Rusuk/Iga (Costae)
Penyusun tulang rusuk berjumlah 12 pasang, yaitu terdiri atas bagian bagian berikut.
1) Tulang rusuk sejati (costa vera) sebanyak 7 pasang. Bagian depan tulang rusuk sejati menempel pada tulang dada dan bagian belakangnya menempel pada ruas-ruas tulang punggung.
2) Tulang rusuk palsu (costa spuria) sebanyak 3 pasang.
Bagian depan tulang rusuk palsu menempel pada tulang rusuk di atasnya dan bagian belakang menempel pada ruas-ruas tulang punggung.
d. Tulang Dada (Sterum)
Tulang dada terdiri atas tulang-tulang yang berbentuk pipih, antara lain:
1) tulang hulu,
2) tulang badan,
3) tulang bahu pedang.
2. Rangka Apendikuler
Rangka apendikuler merupakan rangka yang tersusun dari tulang-tulang bahu, tulang panggul, dan tulang anggota gerak atas dan bawah.
a. Tulang Bahu
Tulang bahu terdiri atas dua bagian.
1) Tulang belikat (skapula)
Tulang belikat berjumlah 2 buah yang berbentuk segibagu dan taju paruh gagak.
2) Tulang selangka (klavikula)
Tulang selangka berjumlah 2 buah. Tulang selangka berbentuk seperti huruf s. Ujung yang satu melekat pada tulang dada sedangkan ujung yang lain berakhir pada ujung bahu. Tulang selangka menjadi penghubung antara gelang bahu dan rangka tubuh.
b. Tulang Panggul (Pelvis)
Tulang panggul terdiri atas tiga bagian.
1) tulang usus (ileum) berjumlah 2 buah,
2) tulang duduk (iskhium) berjumlah 2 buah,
3) tulang kemaluan berjumlah 2 buah.
c. Tulang Anggota Gerak Atas
Tulang-tulang penyusun anggota gerak atas, antara lain seperti berikut.
1) Tulang lengan atas (humerus)
Tulang lengan atas (humerus) berjumlah 2 buah. Tulang ini merupakan tulang terpanjang dari anggota atas. Tulang humerus sebelah atas bundar tetapi semakin ke bawah menjadi lebih pipih, sedangkan ujung bawahnya lebar dan agak pipih. Pada bagian paling bawah terdapat permukaan sendi yang dibentuk bersama tulang lengan bawah.
2) Tulang hasta (ulna)
Tulang hasta (ulna) berjumlah 2 buah. Tulang-tulang ini berbentuk pipa dengan ujung yang kuat dan tebal. Batang tulang hasta mendekati ujung bawah makin kecil. Fungsinya memberi kaitan kepada otot yang mengendalikan gerakan dari pergelangan tangan dan jari. Ujung bawah tulang hasta kecil dibandingkan dengan ujung atasnya.
3) Tulang pengumpil (radius)
Tulang pengumpil (radius) berjumlah 2 buah. merupakan tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung serta lebih pendek daripada tulang hasta.
4) Tulang pergelangan tangan (karpal)
Tulang pergelangan tangan (karpal) berjumlah 2 kali 8 buah.
5) Tulang tapak tangan (metakarpal)
Tulang tapak tangan (metakarpal) berjumlah 2 kali 5 buah tulang.
6) Tulang jari-jari (phalanges)
Tulang jari-jari (phalanges) berjumlah 2 kali 14 ruas jari.
d. Tulang Anggota Gerak Bawah
Tulang anggota gerak bawah tersusun dari bagian-bagian berikut.
1) Tulang paha (femur)
Tulang paha (femur) berjumlah 2 buah. Tulang paha (femur) merupakan tulang terpanjang dari tubuh, yang berupa tulang pipa dan mempunyai sebuah batang dan dua ujung.
2) Tulang tempurung lutut (patela)
Tulang tempurung lutut (patela) berjumlah 2 buah. Tulang tempurung lutut (patela) terletak di depan sendi lutut, tetapi tidak ikut serta di dalamnya.
3) Tulang betis (fibula)
Tulang betis (fibula) berjumlah 2 buah. Tulang ini merupakan tulang pipa dengan sebuah batang dan dua ujung. Tulang betis adalah tulang sebelah lateral tungkai bawah.
4) Tulang kering (tibia)
Tulang kering (tibia) berjumlah 2 buah. Tulang kering (tibia) ini merupakan kerangka yang utama dari tungkai bawah dan terletak medial dari tulang betis. Tulang kering merupakan tulang pipa dengan
sebuah batang dan dua kali ujung.
5) Tulang pergelangan kaki (tarsal)
Tulang pergelangan kaki (tarsal) berjumlah 2 kali 7 buah.
6) Tulang tapak kaki (metatarsal)
Tulang tapak kaki (metatarsal) berjumlah 2 kali 5 buah tulang.
7) Tulang jari kaki (phalanges) berjumlah 2 kali 14 ruas jari.
D .PERKEMBANGAN TULANG
Proses osifikasi terjadi dalam beberapa tahap: (a) kartilago, (b) banperiosteum terbentuk, (c)perkembangan pusat osifikasi primer, (d) masuknya pembuluh darah, (e) rongga sumsum tulang terbentuk, (f) penipisan dan pemanjangan ban, (g) pembentukan pusat osifikasi sekunder, (h) sisa kartilago sebagai lempeng epifisis, (i) pembentukan batas epifisis Sel-sel tulang dibentuk terutama dari arah dalam ke luar (pembentukan secara konsentris). Setiap satuan-satuan sel-sel tulang ini melingkari suatu pembuluh darah dan saraf membentuk suatu saluran yang disebut saluran Havers.
Pada setiap kelompok lapisan terdapat sel tulang yang berada pada tempat yang disebut lakuna. Pada saluran Harvers terdapat pembuluh darah yang berhubungan dengan pembuluh darah pada periosteum (selaput yang menyelimuti bagian luar tulang), yang bertugas memberikan zat makanan ke bagian-bagian tulang. Sekeliling sel-sel tulang ini terbentuk senyawa protein yang akan menjadi matriks tulang. Kelak ke dalam senyawa protein ini terdapat pula zat kapur dan fosfor, sehingga matriks tulang akan mengeras. Makin keras suatu tulang, makin berkurang pula zat perekatnya. Di sisi lain terdapat sel osteoklas yang berfungsi mengukir tulang dan mengubah bentuk sesuai dengan tingkat pertumbuhannya. Dapat diibaratkan bahwa sel osteoblas dan osteoklas bertugas untuk membongkar pasang tulang karena setiap saat sel-sel tulang ada yang mengalami kerusakan. Pada kasus patah tulang, bagian tersebut harus secepatnya dikembalikan pada susunan semula. Sel-sel tulang yang rusak akan dimakan oleh osteoklas dan terjadilah proses perbaikan tulang.
E .HUBUNGAN ANTARTULANG
Terdapat 2 tulang yang saling dihubung-kan. Itulah yang dimaksud persendian atau artikulasi.
Secara garis besar, sendi-sendi tersebut dapat dibedakan menjadi 3 macam.
1. Amfiartrosis
Amfiartosis adalah persendian di mana gerakan yang terjadi amat terbatas. Misalnya hubungan antartulang rusuk dengan ruas-ruas tulang belakang. Tulang- tulang tersebut dapat menimbulkan
gerakan pada saat kita bernapas.
2. Sinartrosis
Persendian sinartrosis tidak memungkinkan adanya gerakan. Persendian ini dibedakan menjadi dua.
a. Sinartrosis Sinkondrosis
Pada persendian ini penghubungnya adalah tulang rawan.Misalnya:
a) hubungan antara tulang rusuk dan ruas tulang dada;
b) hubungan antara ruas-ruas tulang belakang.
b. Sinartrosis Sinfibrosis
Pada persendian ini penghubungnya adalah serabut jaringan ikat. Misalnya, hubungan antar tulang
tengkorak (sutura).
3. Diartrosis
Pada jenis persendian diartosis, gerakan yang terjadi banyak dan leluasa. Macam-macam persendian diartosis yaitu sebagai berikut.
a. Sendi Peluru
Sendi peluru adalah hubungan antar tulang di mana kedua ujung tulang berbentuk bongkol dan lekuk,
serta memungkinkan pergerakan yang lebih bebas berporos tiga. Hubungan ini terjadi pada persendian
antara tulang belikat dengan tulang lengan atas, antara tulang paha dengan tulang pinggul.
b. Sendi Pelana
Hubungan antartulang yang memungkinkan gerakan kedua arah, dengan bidang-bidang sendinya berbentuk pelana. Hubungan ini dapat terjadi pada persendian antara tulang pergelangan tangan dengan
tulang telapak tangan, persendian pada ibu jari, metakarpal dan karpal.
c. Sendi Engsel
Hubungan antartulang di mana ujung-ujungnya seperti engsel dan berbentuk lekukan. Gerakan sendi ini
mempunyai 1 poros. Hubungan ini dapat terjadi pada siku, lutut, dan jari-jari.
d. Sendi Putar
Hubungan antartulang, di mana tulang yang satu berputar terhadap tulang lain. Gerakan rotasi dari sendi
putar memiliki 1 poros. Hubungan sendi ini dapat terjadi antara tulang hasta dan tulang pengumpil, antara
tulang kepala dan tulang atlas, antara tulang betis dan kering.
e. Sendi Luncur
Hubungan antartulang yang memungkinkan gerakan tulang badan membungkuk dan menggeliat.
Sendi ini tidak berporos. Hubungan ini dapat terjadi pada hubungan antarruas tulang belakang, persendian
antara pergelangan tangan dan tulang pengumpil
F. KELAINAN TULANG
Faktor-faktor penyebab gangguan atau kelainan, antara lain disebabkan oleh kebiasaan, pola hidup, atau bisa pula berasal dari pembawaan. Beberapa gangguan kesehatan dan kelainan yang terjadi pada anggota
gerak tubuh adalah sebagai berikut.
1. Kelainan pada Tulang
Beberapa kelainan yang terjadi pada tulang adalah sebagai berikut.
a. Fraktura
Pada kelainan tulang ini, tulang mengalami retak/patah tulang akibat mengalami benturan keras, misalnya karena kecelakaan. Pemulihan untuk kelainan ini, yaitu dengan mengembalikan pada susunan semula secepat mungkin. Pada kasus patah tulang, untuk menyambungkannya ditambahkan pen atau platina. Setelah tulang mengalami pertumbuhan dan menyatu, pen/platina akan diambil kembali. Tulang lengan yang patah memerlukan waktu penyembuhan yang lebih cepat dibandingkan dengan tulang paha. Waktu untuk penyembuhan tulang lengan ± 1 bulan, sedangkan pada tulang paha berlangsung ± 6 bulan.
b. Kelainan Bawaan Sejak Lahir
Contoh kelainan ini adalah bentuk kaki X atau O. Kelainan ini disebabkan oleh faktor keturunan dan gangguan–gangguan saat seorang ibu mengandung, misalnya ibu tersebut kekurangan vitamin D dan kalsium. Oleh sebab itu, ibu yang sedang hamil dianjurkan untuk banyak makan sayur dan susu kalsium.
c. Arthritis
Penyakit ini disebabkan terjadinya peradangan yang terjadi pada persendian. Beberapa hal yang menyebabkan penyakit ini adalah sebagai berikut.
1) Metabolisme asam urat yang terganggu, sehingga asam urat tertimbun pada sendi. Keadaan ini akan menimbulkan sakit, terutama pada jarijari tangan maupun kaki.
2) Penumpukan bahan kapur di antara dua tulang sehingga mengakibatkan sendi sulit digerakkan dan kaku. Biasanya sendi akan membengkak dan terasa sakit.
d. Gangguan yang Terjadi pada Tulang Belakang
Gangguan ini disebabkan karena kebiasaan tubuh yang salah, kelainan ini antara lain seperti berikut.
1) Lordosis, yaitu keadaan tulang belakang yang melengkung ke depan
2) Kifosis, adalah keadaan tulang belakang melengkung ke belakang, sehingga badan terlihat bongkok.
3) Skoliosis, yaitu keadaan tulang belakang melengkung ke samping kiri atau kanan.
e. Osteoporosis
Orang yang menderita kelainan ini, keadaan tulangnya akan rapuh dan keropos. Ini disebabkan karena berkurangnya kadar kalsium dalam tulang. Seiring dengan bertambahnya usia seseorang, maka kadar kalsium akan berkurang sedikit demi sedikit. Wanita lebih rentan terkena gangguan tulang ini. Ketika seorang wanita mengalami menopause, ia akan kehilangan kalsium dengan cepat. Hal ini akan engakibatkan tulang keropos. Untuk menghindari hal ini, maka dianjurkan untuk mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung kalsium. Susu kalsium dosis tinggi sangat dianjurkan untuk ibu-ibu yang berumur di atas 50 tahun. Selain minum susu, sebaiknya diimbangi pula dengan olahraga yang teratur.
f. Rakhitis
Penyakit ini menyebabkan kondisi tulang seseorang yang lunak. Hal ini disebabkan dalam tubuh seseorang kekurangan vitamin D. Vitamin ini berfungsi untuk mengabsorpsi fosfor dan berperan dalam metabolism kalsium. Penderita ini disarankan banyak mengkonsumsi telur, susu, dan minyak hati ikan. Selain itu, pada pagi hari, penderita disarankan berjemur di bawah sinar matahari karena sinar matahari pagi dapat membantu pembentukan vitamin D dalam tubuh.
g. Mikrosefalus
Penderita kelainan ini akan mengalami keadaan di mana pertumbuhan tulang-tulang tengkorak terlambat, sehingga bentuk kepala kecil. Kelainan ini merupakan bawaan dari lahir. Ini disebabkan karena ketika sedang hamil, seorang ibu kurang mendapat vitamin A dan zat kapur/kalsium. Oleh sebab itu, ibu hamil dianjurkan banyak mengkonsumsi vitamin A yang banyak terdapat pada sayuran yang berwarna merah dan kuning, kuning telur, mentega, minyak ikan, hati, dan susu. Sedangkan zat kapur (kalsium) dapat
diperoleh dari sayuran kubis, brokoli, biji-bijian, susu, kerang, ikan dan keju.
2. Cara Menjaga Kesehatan Tulang
Setelah mengetahui beberapa gangguan atau kelainan yang terjadi pada tulang, maka Anda harus dapat mengantisipasi agar tidak mengalami gangguan- gangguan tersebut. Beberapa cara yang dapat kita lakukan untuk menjaga kesehatan tulang kita adalah sebagai berikut.
a. Makan makanan yang cukup mengandung kalsium.
b. Olahraga yang teratur.
c. Berjemur pada sinar matahari pagi karena sinarnya sangat baik untuk membantu pembentukan vitamin D yang sangat penting sekali untuk membantu penyerapan kalsium dalam makanan. Selain cara-cara itu, kita juga harus banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin D.
G. OTOT
Otot merupakan alat gerak aktif. Mengapa disebut demikian? Hal ini dapat dijelaskan dengan melihat aktivitas otot yang sering berkontraksi dan berelaksasi sehingga mengakibatkan pergerakan tubuh. Sebagai alat gerak aktif, otot mempunyai tiga karakteristik, yaitu sebagai berikut.
1. Kontraktibilitas, dengan kemampuan ini otot bisa memendek dari ukuran semula.
2. Ekstensibilitas, yaitu kemampuan otot untuk berelaksasi atau memanjang.
3. Elastisitas, dengan sifat elastisitas ini otot memiliki kemampuan untuk kembali lagi pada posisi semula setelah berkontraksi atau berelaksasi. Satu serabut otot yang dibesarkan terlihat bahwa serabut otot dipadati dengan miofibril. Miofibril dikelilingi sitoplasma yang mengandung banyak inti, mitokondria, dan retikulum endoplasma. Membran sel otot disebut sarkolema, sedangkan sitoplasma sel otot disebut sarkoplasma.Nukleus dan mitokondria terdapat tepat di bawah membrane sel. Retikulum endoplasma
meluas di antara miofibrilmiofibril. pada miofibril terdapat bagian bagian yang terang, jernih,
daerah tersebut disebut Isotrop(I), kemudian ada juga daerah gelap yang disebut Anisotrop (A).
Ada daerah terang yang membagi daerah A yang disebut zone H, sedangkan pada daerah I juga terdapat sebuah garis gelap yang membagi daerah I yang disebut zone Z. Terdapat pula bagian yang terdapat di antara dua garis Z yang disebut sarkomer.
Jenis dan Arah Gerakan Tubuh
1. Abduksi Menjauhi badan
2. Adduksi Mendekati badan
3. Ekstensi Meluruskan
4. Fleksi Menekuk
5. Supinasi Menengadahkan tangan
6. Pronasi Menelungkupkan tangan
7. Depresi Menurunkan
8. Elevasi Mengangkat
H. MEKANISME KERJA OTOT
Otot bekerja dengan cara berkontraksi dan relaksasi. Energi untuk berkontraksi diperoleh dari ATP dan kreatin fosfat, tetapi serabut otot hanya mengandung cukup ATP untuk menggerakkan beberapa kekejangan. Sumber tenaga apakah yang dapat menjadi andalan agar ATP terus tersedia?
Sumber yang paling baik ialah respirasi molekul-molekul nutrien seluler yang dibawa oleh darah ke serabut. Pada saat berkontraksi, ATP dan kreatin fosfat akan terurai. ATP akan terurai menjadi ADP (Adenosin difosfat dan energi, ADP akan terurai menjadi AMP (Adenosin Monofosfat) dan energi. Kreatin fosfat akan terurai menjadi kreatin dan fosfat. Fosfat yang dihasilkan kemudian akan bergabung dengan
ADP menjadi ATP dan akan mengalami peruraian seperti tersebut tadi. Fase aerob = glikogen mengalami laktasindogen glukosa + asam susu H2O + CO2 + energi
I. KELAINAN PADA OTOT
Otot pun dapat mengalami kelainan. Beberapa kelainan yang terjadi pada otot adalah sebagai berikut.
Tetanus
Kram
Hipertropi otot
Atrofi otot
Stiff (kaku leher)
Hernia abdominal
Fibriosis
Distrofi otot Kondisi otot yang mengalami kejang terus menerus. Penyebab penyakit ini karena infeksi bakteri Clostridium tetani. Ketika terjadi luka, bakteri ini bisa masuk melewati luka yang terbuka tersebut.
Otot berada dalam keadaan kejang. Keadaan ini antara lain disebabkan karena terlalu lamanya aktivitas otot secara terus menerus.
Suatu keadaan otot yang lebih besar dan lebih kuat. Hal ini disebabkan karena otot sering dilatih bekerja dan berolahraga
Keadaan otot yang lebih kecil dan lemah kontraksinya. Kelainan ini disebabkan
karena infeksi virus polio. Pemulihannya dengan pemberian latihan otot, pemberian stimulant listrik, atau dipijat dengan teknik tertentu.
Keadaan meradangnya otot trapesius. Hal ini disebabkan karena gerak hentakan
secara tiba-tiba sehingga otot menjadi tertarik secara tiba-tiba. Selain itu, stress
yang berat akan membuat kejang otot leher dan punggung. Rasa sakit itu akan hilang jika stress sudah hilang.
Kondisi usus melorot ke bawah, disebabkan oleh sobeknya dinding otot perut.
Pembentukan jaringan ikat fibrosa. Sel-sel otot skelet ataupun alat jantung yang mati karena suatu sebab akan diganti oleh jaringan ikat karena sel-sel otot ini tidak mampu beregenerasi, sehingga otot-otot ini akan melemah.
Distrofi otot merupakan penyakit kronis pada otot sejak anak-anak, diperkirakan merupakan penyakit genetis (bawaan).
Labels:
Makalah,
Pengetahuan
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment