Wednesday, 25 February 2015

Makalah Laporan Fermentasi Tape Singkong

LAPORAN FERMENTASI TAPE SINGKONG Pendahuluan Bioteknologi adalah pemanfaatan mikroorganisme untuk menghasilkan suatu produk yang dapat digunakan oleh manusia. Bioteknologi dibagi menjadi dua, yaitu, bioteknologi konvensional (tradisional) dan bioteknologi modern.Bioteknologi konvensional biasanya menggunakan mikroorganisme berupa bakteri, jamur, dll. Sedangkan bioteknologi modern biasanya menggunakan teknologi-teknologi yang dapat membantu kita dalam proses pengkloningan, kultur jaringan. Pengolahan pangan dengan cara fermentasi merupakan jenis pengolahan pangan yang cukup tua. Secara tradisional banyak dilakukan di tingkat rumah tangga. Indonesia sangat kaya akan produk-produk pangan hasil proses fermentasi. Salah satu contohnya tape. Tape merupakan makanan fermentasi tradisional yang sudah tidak asing lagi. Tape dibuat dari beras, beras ketan, atau dari singkong (ketela pohon). Berbeda dengan makanan-makanan fermentasi lain yang hanya melibatkan satu mikroorganisme yang berperan utama, seperti tempe atau minuman alkohol, pembuatan tape melibatkan banyak mikroorganisme. Ragi tape merupakan medium yang baik bagi jamur amiloletik (pemecah pati) membentuk alkohol seperti Chlamudomucor oryzae, Mucor sp, Rhyzopus Oryzae, Hansenula sp, Saccharomyces cereviseae dan candida sp. Fermentasi yang terjadi yaitu perubahan pati menjadi gula dan oleh ragi gula diubah menjadi alkohol sehingga ketan menjadi lunak, berair, manis dan berbau alkohol. Reaksi: 2(C6H10O5)n + nH2O → n C12H22O11 Amilum/pati amilase maltosa C12H22O11 + H2O → 2 C6H12O6 Maltosa maltase glukosa C6H12O6 → 2 C2H5OH + CO2 Glukosa alkohol Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan mikroorganisme yang terdapat di dalam ragi tape adalah kapang Amylomyces rouxii, Mucor sp., dan Rhizopus sp.; khamir Saccharomycopsis fibuligera, Saccharomycopsis malanga, Pichia burtonii, Saccharomyces cerevisiae, dan Candida utilis; serta bakteri Pediococcus sp. dan Bacillus sp. Kedua kelompok mikroorganisme tersebut bekerja sama dalam menghasilkan tape. Mikroorganisme dari kelompok kapang akan menghasilkan enzim-enzim amilolitik yang akan memecahkan amilum pada bahan dasar menjadi gula-gula yang lebih sederhana (disakarida dan monosakarida). Proses tersebut sering dinamakan sakarifikasi (saccharification). Kemudian khamir akan merubah sebagian gula-gula sederhana tersebut menjadi alkohol. Inilah yang menyebabkan aroma alkoholis pada tape. Semakin lama tape tersebut dibuat, semakin kuat alkoholnya. Pada beberapa daerah, seperti Bali dan Sumatera Utara, cairan yang terbentuk dari pembuatan tape tersebut diambil dan diminum sebagai minuman beralkohol. ISI LAPORAN I. BAHAN-BAHAN • Alat - Panci - Nampan - Kain - Bakul saringan - Centong nasi - Mangkok kecil - Sendok • Bahan - Beras ketan putih - Air secukupnya - Ragi yang telah dihaluskan - Daun pisang II. CARA KERJA 1. Merendam beras ketan merah dan beras ketan putih selama 12 jam. 2. Mencuci beras ketan tersebut sampai bersih. 3. Mengukus beras ketan di dalam panci hingga 30 menit. 4. Setelah di kukus, mengangkat dan mencuci beras ketan sambil diaduk-aduk. 5. Setelah dicuci, mengukus kembali beras ketan hingga 15 menit. 6. Menghancurkan ragi hingga halus. 7. Setelah selesai mengukus, ketan diletakkan dalam sebuah wadah. 8. Diamkan sampai ketan tersebut dingin. 9. Setelah dingin, menaburkan ragi di atas ketan secara rata. 10. Masukkan ketan yang sudah diberi ragi dalam wadah yang sudah dilapisi daun pisang. 11. Mendiamkannya selama 2 malam hingga terbentuk tape ketan. HASIL PENGAMATAN Pembuatan Tape Ketan Beras Ketan direndam selama ± 12 jam. Mengukus sampai matang. Mengangkat beras ketan yang telah matang, lalu letakkan di atas tampah atau baskom, dan mendinginkannya dengan cara mengipasinya. Setelah dingin mencampurkan ragi yang telah dihaluskan mengaduk sampai merata. Membentuk bulat-bulat ketan yang telah dicampur ragi dengan bantuan plastik Menyimpan selama 2-3 hari pada suhu kamar kemudian memeriksa isinya, bila sudah berbau alkohol dan mengeluarkan air berarti fermentasi sudah berlangsung. Pembanding Sebelum Fermentasi Sesudah Fermentasi Tekstur Beras Bentuk seperti beras Lunak, seperti nasi Air Tidak ada air Ada (mengandung alcohol) Aroma Tidak ada Wangi tape (asam) I. KESIMPULAN Pembuatan tempe dan tape (baik tape ketan maupun tape singkong atau peuyeum) adalah proses fermentasi yang sangat dikenal di Indonesia. Proses fermentasi menghasilkan senyawa-senyawa yang sangat berguna, mulai dari makanan sampai obat-obatan. Proses fermentasi pada makanan yang sering dilakukan adalah proses pembuatan tape, tempe, yoghurt, dan tahu. Maka kesimpulannya : 1. Pembuatan tape termasuk dalam bioteknologi konvensional (tradisional) karena masih menggunakan cara-cara yang terbatas. 2. Pada proses pembuatan tape, jamur ragi akan memakan glukosa yang ada di dalam singkong sebagai makanan untuk pertumbuhannya, sehingga singkong akan menjadi lunak, jamur tersebut akan merubah glukosa menjadi alkohol. 3. Dalam pembuatan tape, ragi (Saccharomyces cereviceae) mengeluarkan enzim yang dapat memecah karbohidrat pada singkong menjadi gula yang lebih sederhana. Oleh karena itu, tape terasa manis apabila sudah matang walaupun tanpa diberi gula sebelumnya. 4. Kegagalan dalam pembuatan tape biasanya dikarenakan enzim pada ragi Saccharomyces cereviceae tidak pecah apabila terdapat udara yang mengganggu proses pemecahan enzim tersebut.

No comments:

Post a Comment